A.
Sejarah Singkat
Gagasan pembentukan sebuah museum
di daerah Maluku tertuang dalam Program Pokok Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku. Maka pada tahun 1977 telah
diresmikan Kantor Pembinaan Permuseuman Maluku
Banyak hambatan dalam mewujudkan
cita-cita mendirikan museum itu, antara lain karena tidak tersedianya biaya.
Namun Joseph Mailoa (almarhum) yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala
Kantor Pembinaan Permuseuman Maluku, dengan ulet memperjuangkan realisasi
gagasan ini
Perjuangannya dilandasi pepatah
kuno yang sudah tidak asing lagi bagi telinga kita yaitu; “dimana ada kemauan
disitu ada jalan”. Dan ia memperkokoh pepatah kuno dimaksud dengan suatu motto
yang kemudian menjadi amat bersejarah yakni;
Daripada kenal timbul cinta
Daripada cinta timbul perhatian
Daripada perhatian timbul kesetiaan
Daripada kesetiaan timbul kesungguhan
Daripada kesungguhan timbul kesusksesan
Usaha tanpa modal itu telah menjadi semangat dalam menghadirkan museum
bagi daerah seribu pulau ini. Kesuksesan itu diawali oleh beberapa peristiwa
yang turut berperan dalam usaha pembentukan museum ini. Yang pertama adalah
pameran tentang kepercayaan tradisional yang dilaksanakan oleh Gereja Protestan
Maluku, dan yang kedua adalah ditemukannya sejumlah besar patung-patung leluhur
oleh beberapa sarjana eropa. Maka pada tanggal 8 November 1973, berlokasi di
Karang Panjang Ambon, sebuah museum diresmikan untuk Provinsi Maluku. Museum
itu diberi nama; “Museum Siwalima” dengan pengertiannya berdasarkan pilihan
kata “Siwalima”, yang dilandasi dengan beberapa pikiran hakiki dari para
pendirinya yaitu bahwa “Siwalima” adalah identitas dengan falsafah hidup serta yang
menjiwai seluruh kehidupan sosial-budaya Maluku yang terwakilkan dari komunitas
adat asli Maluku yakni “Pata Siwa” dan “Pata Lima”.
B.
Pertumbuhan Museum Siwalima
Lokasi Museum Siwalima di Karang
Panjang hanyalah lokasi sementara sehingga diusulkanlah lokasi baru pemindahan
Museum ke bekas gedung-gedung milik Yayasan Irian Barat Makmur di Taman Makmur
yang telah direnovasi untuk dijadikan lokasi tetap Museum Siwalima.
Akhirnya pada tanggal 26 Maret
1977 gedung permanen Museum Siwalima di Taman Makmur diresmikan oleh Dirjen
Kebudayaan Republik Indonesia; Bpk. Prof. Ida Bagus Mantre. Kemudian beberapa
gedung lainnya juga dibangun, seperti gedung untuk kepentingan administrasi,
gedung pameran temporer, gudang penyimpanan koleksi, perpustakaan, ruang studi
koleksi, bengkel kerja, keamanan dan lain-lain.
Sesuai dengan pertumbuhan Museum
Siwalima, maka koleksi Museum Siwalima Provinsi Maluku berjumlah 5300 koleksi
yang telah diiventarisi dan diregistrasi dan tambahan 47 buah koleksi yang
belum diinventarisasi dan diregristasi. Adapun Koleksi Museum Siwalima Provinsi
Maluku saat ini dapat diklasifikasikan menjadi :
1)
Koleksi Geologika : 5 buah
2)
Koleksi Biologika : 555 buah
3)
Koleksi Etnografika : 2.231
buah
4)
Koleksi Arkeologika : 291
buah
5)
Koleksi Historika : 358 buah
6)
Koleksi Heraldika/Numesmatika : 842 buah
7)
Koleksi Filologika : 4 buah
8)
Koleksi Keramika : 810 buah
9)
Koleksi Seni Rupa : 201 buah
10) Koleksi
Teknologika : 3
buah
Dengan penjabaran klasifikasi
koleksi museum di atas dapat diartikan bahwa koleksi Museum Siwalima Provinsi
Maluku menampilkan Manusia, Alam dan Kebudayaan sebagai suatu totalitas yang
bukan saja diperuntukan bagi orang Maluku atau bangsa Indonesia saja, tetapi
juga untuk kepentingan seluruh umat manusia. Koleksi-koleksi tersebut telah
menjadi milik Bersama, berarti harus dilindungi secara bersama-sama demi
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan terutama dalam usaha peningkatan
dan pemajuan kebudayaan.
C.
Visi dan Misi Museum Siwalima
-
Visi
Terwujudnya Museum Siwalima
sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan
bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan daerah
Maluku, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa.
-
Misi
1) Mengembangkan
dan meningkatkan kualitas SDM menuju arah yang profesional.
2) Meningkatkan
mutu penyajian untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta menumbuhkan daya
apresiatif, inovatif dan imajinatif, demi peningkatan apresiasi pengunjung
museum
3)
Menigkatkan kualitas pemeliharaan dan penyajian
koleksi agar pelestarian budaya Maluku dapat terlaksana dengan baik
4) Meningkatkan
kualitas pengelolaan dan pelayanan registrasi dan dokumentasi melalui data base
koleksi dan kepustakaan yang mudah diakses oleh pengguna data baik secara
offline maupun online.
D.
Luas Lahan Museum Siwalima
Lokasi Museum Siwalima memiliki
luas lahan yakni 36.995 m2 berdasarkan sesuai AKTE Tanah No.
25.05.03.08.4.00054 (Tahun 1997) dengan rincian luas bangunan pada
masing-masing Gedung sebagai berikut :
1. Ruang Pameran Tetap
Koleksi Sejarah Budaya : 740 m2
2. Ruang Pameran Tetap
Kelautan :
640 m2
3. Ruang Tata Usaha
dan Ruang Pamer Busana : 400 m2
4. Gudang Penyimpanan
Koleksi :
200 m2
5. Ruang Auditorium :
484 m2
6. Ruang Pamer
Temporer :
300 m2
7. Ruang Pamer
Sementara :
500 m2
8. Ruang Kerja
Preparasi/Konservasi :
270 m2
9. Ruang untuk Mess :
270 m2